Kamis, 13 Januari 2011

makalah

TAFSIR DAN HADIS TABIYAH.
1. Pandangan Islam tentang hakekat penciptaan manusia
Islam berpandangan bahwa hakekat manusia adalah manusia itu merupakan perkaitan antara badan dan ruh. Badan dan ruh masing-masing merupakan subtansi yang berdiri sendiri yang tidak bergantung adanya oleh yang lain, Islam secara tegas mengatakan bahwa kedua subtansi (subtansi=unsur sesuatu asal yang ada) dua-duanya adalah subtansi alam. Sedang alam adalah mahluk. Maka keduanya adalah mahluk yang diciptakan oleh Alloh SWT.
Dibawah ini dikutipkan sebuah ayat suci Al-Qur’an dan sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang menguraikan tentang proses kejadian manusia.
Dalam Al-Qur’an Alloh berfirman
     •                        
“Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Kemudian Nabi Muhammad SAW mengulas ayat suci tersebut dengan sabdanya yang artinya:
“Bahwasanya seorang kamu dihimpunkan kejadiannya didalam perut ibu selama 40 hari, kemudian merupakan alaqoh (segumpal darah) selama 40 hari kemudian merupakan maghotan/ segumpal daging selama 40 hari kemudian Alloh mengtus malaikat, maka diperintahkan kepadanya empat perkataan dan dikatakan kepada malaikat engkau tuliskanlah amalnya, rizqinya dan ajalnya, dan celaka atau bahagianya kemudian ditiupkanlah kepada mahluk itu ruh. (HR. Bukhori)”.
Tidak diragukan lagi bahwasannya Allah Swt adalah Wujud Yang Maha Kaya, jika demikian, mengapa manusia diciptakan? Apa tujuan dari penciptaanya? Dengan kata lain; apa diballik tujuan penciptaan manusia? Tidakkah hal ini berarti bahwa Dia (Allah Swt) adalah wujud yang melalui tujuan penciptaan manusia membutuhkan atas sesuatu? Kalau seandainya tidak mempunyai tujuan, berarti perbuatan Allah Swt tsb adalah sia-sia? Untuk mengatasi persoalan diatas, tidaklah terlepas dari dua pokok proposisi:
1. Allah Swt, sebagai Wujud Yang Maha Sempurna, dan tidak membutuhkan, juga bagiNya tidak mempunyai tujuan dalam pencapaian suatu kebutuhan.
2. Perbuatan Allah Swt tidaklah menuju kesia-siaan, haruslah bagiNya meraih tujuan. Tujuan tersebut berkenaan dengan tindakan (objek),bukanlah bagi pelaku perbuatan(subjek).

Mereka yang memaparkan persoalan ini, tentunya menyakini bahwa perbuatan Allah sama seperti mahlukNya dan menggambarkan bahwa Allah Swt sebagai Maha Sempurna Yang Absolut yang tidak memiliki kekurangan , haruslah bertujuan dibalik tindakan perbuatanNya. Dikarenakan, ketika perbuatan Allah Swt tanpa tujuan, akan melahirkan sebuah tindakan yang sia-sia.
Allah Swt Maha Kaya dan Sempurna, tidaklah memiliki kekurangan yang mendasari sebuah tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagaimana ulama’ teologi berkata: “Sesungguhnya perbuatan Allah tidaklah didasari oleh tujuan.” Pengertiannya adalah; sesungguhnya manfaat dan tujuan tersebut bukanlah akan kembali pada zat Allah, dikarenakan bagaimana mungkin Dia sebagai Pemilik Kesempurnaan yang Absolut menjadikan dan menutupi diriNya dengan kekurangan.
Namun, seandainya kita katakan bahwa Allah Swt tidaklah mempunyai tujuan dalam penciptaan makhluk dan alam, berbeda kalau kita katakan bahwa hasil ciptaannya adalah perbuatan yang sia-sia. Disini adanya perbedaan antara lain kaum materalisme berpendapat tidaklah mempunyai tujuan dari penciptaan alam dan manusia. Adapun dalam kalangan muslim mengatakan dibalik penciptaan alam dan manusia dari sisi Allah Swt dibalik hikmah penciptaan adanya maksud dan tujuan,dan dengan keyakinan yang jelas menyatakan adanya maksud dan tujuan dibalik semua perubahan dan pergerakan alam sekitar. Dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman:
        
“ Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115)
Dalam surat lain, Allah Swt berfirman:.
                    • 
Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS Al-Imran ayat 191),
       
“ Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main”. (QS Anbiya’ ayat 16). .
Maksud dan kandungan ayat-ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin penting adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia
Dan manusia akan meraih kesempurnaan dirinya melalui jalan ibadah dan beramal, dan di dalam ibadah dan amal itu sendiri mengandung sifat kesempurnaan, dan kesempurnaan ini akan dicapai manusia setelah kematian menjemputnya. Yang merupakan kehidupan yang terbaik dari sisi jasmani dan rohani. Dengan kata lain, dunia tempat bercocok tanam dan akhirat tempat memetik hasilnya.
Baru baru ini telah muncul tren penulisan ayat-ayat. Dari ayat-ayat cinta, ayat-ayat pendidikan dan bahkan tak lama lagi segera muncul ayat-ayat KPK. Kali ini, penulis sangat tertarik untuk menulis tugas tentang ”Ayat -ayat Manusia”. Hal ini karena penulis melihat adanya fenomena kecenderungan umat manusia terbawa oleh arus global yang tidak terkontrol. .
2. Renungan tentang Jati Diri Manusia. .
Ayat-ayat tentang Manusia” kami angkat sebagai reaksi kehidupan yang merasa punya tanggung jawab moral, dengan harapan munculnya ayat-ayat ini akan menjadi dasar penyeimbang (balance) adanya arus global yang sangat agresif dan selalu mengambil posisi serangan di tengah-tengah kita ini. . Manusia diciptakan sebagai kahlifah (penguasa) di atas bumi. Pada S. Al-Baqarah : 30 dikatakan,
        
”ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : ”sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. .
Sebagai konsekuensi dari kekhilafahan ini, ialah manusia dengan izin Allah harus menciptakan berbagai hal, posisi, kejadian di atas bumi. Manusia harus berproduksi, mengerjakan dan mengembangkan apa yang telah ada yang dari situ selalu mencipta berbagai bentuk baru. Itulah arti khilafah yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia. Apakah yang demikian itu akan mempengaruhi manusia untuk melupakan realitasnya dan memusuhi Allah sebagai sang penciptanya? Apakah yang diciptakan oleh manusia di luar hukum Allah? Bukankah memproses, memproduksi, menumbuhkan dan mengembangkan sesuatu ia bekerja sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah yang telah dititipkan-Nya sebagai fitrah alam? Bukankah segala aktivitasnya harus mengenal hukum-hukum alam sebagai sunnah-sunnah Rosul? Ia harus mengenalnya dengan menggunakan potensi epistemologi yang diberikan oleh Allah kepadanya, kemudian berusaha mengaplikasikanya sesuai dengan kemampuan aplikasi yang telah diberikan kepadanya oleh Allah.
Tidak ada satu penciptapun di langit dan di bumi selain Dia. Itulah realitas ”Ilmiah” yang dari padanya berbagai realitas lain di alam ini lahir. Dalam surat Adza-Riyat: 56 dikatakan
      
”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Ibadah merupakan kata universal bukan hanya acara-acara ritual dalam arti terbatas. Akan tetapi ibadah meliputi segala sesuatu: ibadah adalah semua aktivitas manusia. Hamba-hamba diciptakan hanya untuk beribadah. Artinya,semua aktivitas yang mereka lakukan sebagai ibadah. Dari sini aktivitas bertemu dengan segala upacara peribadatan, yang menurut islam keduanya merupakan satu-kesatuan.
Selama Dia adalah Tuhan Yang Esa, maka konsekuensi keesaan-Nya menuntut bahwa ibadah harus dilakukan hanya kepada-Nya. Maka di bumi tidak akan disembah selain Dia. pengertian demikian itu bukan sebagai pengertian yang sempit dan terbatas yakni agar manusia tidak sujud dan tunduk kepada sesuatu,benda dan seseorang. Sebab, pengertian demikian itu tidak akan sesuai kecuali dengan pemahaman ibadah secara sempit dan terbatas dalam upacara-upacara peribadatan.akan tetapi, ibadah dalam arti yang sebenarnya adalah segala aktivitas manusia yang hannya untuk Allah semata dan tidak untuk yang lain.
Jadi apapun aktivitas manusia berupa makan, minum, beraktivitas, berhubungan sekssual, memiliki, berjuang dan tampil, membela diri, cinta dan benci hanya untuk Allah semata. Ini adalah pengertian ibadah secara luas yakni pengertian ibadah secara hakiki. Setelah hakikat penciptaan manusia sekilas penulis paparkan di atas, tentu kita mulai punya gambaran, paling tidak? Kemana dan bagaimana kita hidup? Untuk mendapat jawaban dari pertanyaan ini, mari kita renungkan Ayat-ayat Manusia berikut ini: :
Pada Surat An-Nisa ayat :1 dikatakan:
 ••                 •       •    
”Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, wahai manusia bertawakkallah kepada tuhanmu yang telah menciptakanmu dari satu jiwa. Dari padanya ia menciptakan istrinya; dari pada keduanya ia mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan.
Dalam satu ayat yang mengagumkan ini, terdapat empat prinsip sistimatis, yang membatasi aspek yang permanen dari kehidupan manusia. Pertama, bertaqwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakanmu. Kedua, dari satu jiwa. Ketiga, Daripadanya ia mencipatkan istrinya. Dan keempat, Daripadanya ia memperkembangbiakan banyak laki-laki dan perempuan.
Sungguh, merupakan mukjizat tersendiri apabila satu atau empat prinsip dengan susunan mudah dan luas, berkumpul sedemikian rupa di dalam satu ayat yang jumlah katanya terbatas ini! Yakni satu ayat yang sangat ringkas mencerminkan sejarah manusia. Pada surat lain terdapat banyak ayat yang mengupas secara detail tentang aspek-aspek yang ada kaitannya dengan prinsip-prinsip ini. Akan tetapi di sini penulis hendak menonjolkan berkumpulnya empat prinsip ini dalam satu ayat di atas di mana kesederhanaanya membatasi realitas–realitas manusia yang bersifat fundamental dalam beberapa kata yang dapat di hitung hurufnya.
Prinsip ketuhanan, prinsip kesatuan manusia, prinsip kesatuan dua jenis kelamin dan prinsip masyarakat, manusia adalah empat prinsip sistimatis yang membatasi kerangka acuan di mana manusia hidup. .
Bertaqwalah kamu kepada tuhan yang telah menciptakanmu, adalah prinsip ketuhanan dan penciptaan. Allah sebagai pencipta, merupakan putusan Azali (eternal)dan permanen yang tidak dapat diubah oleh setiap evolusi sejarah apapun dan kedudukannya pun tidak dapat dihilangkan oleh segala perkembangan sejarah! ini mengkonsekuensikan taqwa kepada Allah, lalu timbullah prinsip pertama dalam kehidupan manusia Yakni, Aqidah.
Dari satu jiwa, adalah prinsip kemanusiaan yang dari satu jiwa, dari satu sumber bersama, dari satu realitas yang merangkum seluruh kemanusiaan. Ini merupakan putusan yang tidak mungkin diubah oleh suatu apapun dalam sejarah dunia! Dari sini disusunlah persaudaraan manusia.
Dari padanya ia menciptakan istrinya, adalah putusan tentang dua jenis kelamin manusia, pria dan wanita, masing-masing timbul dari yang lain. Perempuan berasal dari esensi jiwa laki-laki, merupakan prinsip permanen yang tidak dapat diubah oleh sejarah perubahan apapun. Dari sini tersusunlah persamaan manusia antara dua jenis kelamin. Dan dari sini juga tersusunlah hubungan permanen antara dua jenis kelamin tersebut.
Daripadanya ia mengembangbiakan banyak laki-laki dan perempuan, adalah prinsip tentang masyarakat yang tersusun atas individu-individu yang lahir dari satu jiwa, dan mereka adalah saudara dalam kemanusiaan. Prinsip tersebut juga merupakan putusan permanen yang tidak dapat diubah oleh evolusi sejarah! Dan dari sini tersusunlah berbagai sistem kemasyarakatan yang harus didirikan berdasarkan atas realitas berikut: persaudaraan, kesatuan asal dan kesatuan jiwa manusia.
Apakah semua realitas, ini dapat berubah atau berevolusi dikarenakan perkembangan cara-cara produksi atau kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan sains ? Atau, apakah indikasi-indikasinya dapat berubah? Realitas-realitas tersebut adalah permanen tidak bisa berubah. Sebab dari awal hingga ahir merupakan realitas sejarah. Tidak ada satu jalan pun untuk merubah sejarah ini ! Di atas pondasi empat realitas permanen ini, sejuta realitas lain, aturan dan tuntunan berdiri tegak, yang harus permanent karna ia bergaul dengan realitas-realitas permanen, dan harus kekal selama kehidupan masih ada di atas bumi ini.
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MANUSIA
A. Kelebihan Manusia
a. Nafsu Manusia
Allah menciptakan manusia sebagai makhluq psikofisik , selain bentuk fisik yang paling sempurna di banding makhluq-makhluq yang lainnya ,Allah juga menyempurnakan kondisi kejiwaan manusia , dan mengilhamkan / menunjukkan pada nya jalan menuju kebaikan dan jalan menuju kesesatan.
M. Quraisy Shihab menyatakan bahwa kata nafs dalam al-Qur’an mempunyai beberapa makna, salah satunya adalah apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan tingkah laku, dalam al-Qur’an nafs diciptakan dalam keadaan sempurna untuk berfungsi menampung serta mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan kejahatan, karena itulah sisi dalam kehidupan manusia inilah yang
oleh al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar
Nafs dalam diri manusia bisa mengalami gangguan-gangguan berupa tekanan-tekanan dalam bentuk penyimpangan-penyimpangan dari kondisi yang normal dan sehat, misalnya rasa cemas, kecewa, stres dan putus asa. Untuk menghindari gangguan-gangguan itu, maka Islam mengajarkan bina nafs yaitu pembinaan individu dengan memperhatikan antara tanda-tanda yang membawa kesengsaraan dan tanda-tanda yang membawa pada kebahagiaan .
Al-Qur’an surat Yusuf ayat 53
     • • •       •    
53. Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyan
Ayat ini menjelaskan bahwa berkembangnya nafsu cenderung menimbulkan dorongan-dorongan buruk kecuali nafsu yang dirahmati Allah, artinya menusia sulit membendung dorongan yang berlawanan dengan nilai-nilai keutamaan. Dorongan nafsu akan menjadi baik apabila manusia bersedia mengikuti kehendak Allah dan inilah nafsu yang dirahmati . Nafsu yang dirahmati adalah kode moral dan ketaatan dari seseorang, untuk mewujudkan nafsu yang dirahmati ini maka perlu mekanisme pertahanan, yaitu pertahanan nafsiologi (nafsiological defence) yang terdiri dari daya tangkal terhadap sesuatu yang terpuji dan mekanisme ini banyak ditemukan dalam al-Qur’an yaitu sabar dan syukur , adil , janji dan amanat dan jujur
Apabila individu sudah mampu mewujudkan bina nafs dan mewujudkan nafsu yang dirahmati, maka individu tersebut akan mencapai tingkatan nafs yang sempurna yang digambarkan oleh al-Qur’an sebagai nafs muthmainnah, yaitu nafs yang tentram yang dapat menolak perbuatan keji dan jahat, nafs radliyah, yaitu nafs yang lapang dada dan tulus dalam mengaplikasikan perintah Allah dan nafs mardliyyah., yaitu nafs yang mendapatkan kemuliaan dan kegungan.
b. Keutamaan penciptaan manusia dengan mahluq lain
Keutamaan manusia di banding kebanyakan makhluq yang lainnya
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling indah, paling tinggi, paling mulia dan paling sempurna, dengan demikian tidak ada makhluk lain di alam ini yang menyamai keberadaan manusia. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk Tuhan berpangkal dari manusia itu sendiri yang memang sempurna dari segi fisik, mental, kemampuan dan karya-karyanya
b.1. Manusia diciptakan sebagai khalifah (penguasa) di atas bumi. Pada S. Al-
Baqarah : 30 dikatakan,
         
”ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : ”sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. .
Sebagai konsekuensi dari kekhilafahan ini, ialah manusia dengan izin Allah harus menciptakan berbagai hal, posisi, kejadian di atas bumi. Manusia harus berproduksi, mengerjakan dan mengembangkan apa yang telah ada yang dari situ selalu mencipta berbagai bentuk baru. Itulah arti khilafah yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia. Apakah yang demikian itu akan mempengaruhi manusia untuk melupakan realitasnya dan memusuhi Allah sebagai sang penciptanya? Apakah yang diciptakan oleh manusia di luar hukum Allah? Bukankah memproses, memproduksi, menumbuhkan dan mengembangkan sesuatu ia bekerja sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah yang telah dititipkan-Nya sebagai fitrah alam? Bukankah segala aktivitasnya harus mengenal hukum-hukum alam sebagai sunnah-sunnah Allah? Ia harus mengenalnya dengan menggunakan potensi epistemologi yang diberikan oleh Allah kepadanya, kemudian berusaha mengaplikasikanya sesuai dengan kemampuan aplikasi yang telah diberikan kepadanya oleh Allah.
b.2 Manusia diciptakan oleh Allah dengan dilebihkan dari ciptaan Allah yang lainnya seperti postur tubuh (fisik), manusia dilengkapi dengan kelebihan berupa akal, hawa nafsu, sedang makhluk Allah lainnya tidak diberikan keduanya. Dua unsur (akal dan nafsu) inilah yang melebihkan derajat manusia dari pada makhluk lainnya.
Alloh berfirman dalam surat At-Tiin ayat 4:
      
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “.
Akan tetapi hanya akal dan fikiran yang didasari iman dan islam yang dapat mengontrol manusia sebelum berbuat sesuatu apakah perbuatan itu bermanfaat atau merugikan. Sedangkan nafsu berfungsi meningkatkan amal perbuatan yang berdasarkan prinsip setiap perbuatan selalu mengarah kepada yang posistif dan mendapat ridha Allah SWT. Maka sesungguhnya manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik.
Bisa jadi manusia dan binatang keduanya mempunyai indera seperti mata, telinga dan lidah, namun yang menjadi tanda kemanusiaan manusia adalah bahwa ia mampu berbicara untuk menjelaskan, mendengar untuk menyadari dan mengerti, melihat untuk dapat membedakan dan mendapatkan petunjuk. Jika kemampuan-kemampuan ini hilang dari manusia, maka hilanglah kemanusiaannya dan derajatnya turun sama dengan binatang .
Seorang manusia dan seekor burung sama-sama mempunyai mata, tetapi mata manusia memiliki makna yang lebih luas, lebih kompleks dan lebih komplit. Fungsi mata burung pada dasarnya hanya untuk melihat benda-benda di sekitarnya dalam radius yang amat terbatas, tetapi mata manusia selain untuk melihat benda-benda di sekitarnya, juga mempunyai fungsi-fungsi lain yang apabila dikombinasikan dengan usaha-usaha yang maksimal akan menghasilkan karya yang luar biasa dalam bidang ilmu dan teknologi .
Demikianlah, segala kelengkapan dan piranti manusia seperti panca indera, otak, bahkan rambut, kulit dan kuku dan sebagainya yang melekat pada diri manusia mempunyai makna yang jauh melebihi apa yang dimiliki binatang. Belum lagi kelengkapan fungsi mental manusia dengan berbagai kemampuannya seperti mencipta, berpikir, berintrospeksi dan sebagainya. Tentu saja aspek mental ini tidak dapat dipisahkan dengan aspek fisiknya, keduanya mesti berada dalam satu kesatuan yang membentuk diri manusia hidup dan berkembang .
b.3. Dalam al-Qur’an manusia disebut sebagai makhluk yang amat terpuji dan disebut pula sebagai makhluk yang amat tercela. Hal itu ditegaskan dalam berbagai ayat, bahkan ada pula yang ditegaskan dalam satu ayat . Akan tetapi itu tidak berarti manusia dipuji dan dicela dalam waktu yang bersamaan, melainkan berarti bahwa dengan fitrah yang telah dipersiapkan baginya manusia dapat menjadi makhluk yang sempurna dan dapat pula menjadi makhluk yang serba kurang
Manusia berkali-kali diangkat derajatnya, berulangkali pula direndahkan. Mereka dinobatkan jauh mengungguli alam sorga, bumi dan bahkan para malaikat, tetapi pada saat yang sama, mereka bisa tak lebih berarti dibandingkan dengan setan terkutuk dan binatang jahanam sekalipun. Manusia dihargai sebagai makhluk yang mampu menaklukkan alam, namun bisa juga merosot menjadi yang rendah dari segala yang rendah. Oleh karena itu makhluk manusia sendirilah yang harus menetapkan sikap dan menentukan nasib akhir mereka sendiri .
Keberadaan manusia semakin sempurna ketika Allah mengangkatnya sebagai khalifah di muka bumi ini . Manusia dibebani amanat untuk memakmurkan bumi ini ketika amanat itu ditolak oleh makhluk-makhluk Tuhan yang lain . Manusia menerima amanat itu karena fitrahnya yang sanggup menerima beban amanat dan memikulnya, fitrah inilah yang menjadi tanda keistimewaan dan kelebihan manusia dibandingkan makhluk-makhluk yang lain.Surat Al-isro’ ayat 7
                  
"Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan".
Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan
B.Kekurangan-kekeurangan Manusia .
1. Manusia tergesa-gesa.
          .
11. Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa
         
.
37. Manusia Telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera
2. Manusia Serakah , (QS 3: 179; 4: 37; 9: 34-35; 17: 100; 47: 8; 104: 2-9; 89: 17-20)
Alloh berfirman daqlam surat Annisa' ayat 37
   •             
37. (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang Telah diberikan-Nya kepada mereka. dan kami Telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan
Maksudnya kafir terhadap nikmat Allah, ialah Karena kikir, menyuruh orang lain berbuat kikir. menyembunyikan karunia Allah berarti tidak mensyukuri nikmat Allah.
                      
17. Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim
18. Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,
19. Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil),
20. Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.
     •               
35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.
3. Manusia amat aniaya dan ingkar nikmat
Alloh berfirman dalam surat Ibrahim ayat 34
                 
34. Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
4.Manusia bersifat keluh kesah lagi kikir.
Alloh berfirman dalam surat Al-ma'arij ayat 19-21
 •   •           
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,

Kesimpulan

Manusia adalah salah satu dari sekian banyak makhluq-makhluq allah yang terdiri dari Jisim dan Roh ,akal ,rasa ,dan nafsu ,dan merupakan makhluq yang paling sempurna penciptaannya , allah memberikan beberapa kelebihan dan keistimewaan kepada manusia di banding makhluq yang lainnya,karena manusia di bekali dengan akal dan hati nurani ,namun manusia juga di ciptakan dengan mempunyai banyak kelemahan dan keterbatasan.seperti kecendrungan untuk membantah , kikir , berkeluh kesah ,tidak tahu terimakasih ,dll ,namun dengan berbagai kekurangan tersebut bukan berarti manusia menjadi makhluq yang hina dan tidak bisa memperbaiki diri atau meningkatkan kualitas nya, tapi dengan kelebihan dan kekurangan nya itu manusia di harap akan bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam rangka menjalankan misinya sebagai kholifah di muka bumi ini .
Allah telah memberikan beberapa potensi dalam diri manusia agar manusia bisa meraih apa yang di inginkan dan dicita-citakan, namun tentu hanya cara dan jalan yang sudah di tunjukkan oleh allah melalui Rosulnya Muhammad SAW yang akan di ridoi oleh alloh dan mendapatkan Reword pahala serta balasan berupa kenikmatan surga di akhirat nanti.

makalah

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU
DI SMP SUNAN AMPEL JOMBANG



A. LATAR BELAKANG MASALAH

Guru merupakan faktor yang dominan dalam proses pembelajaran sehingga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Bloom (1982) menyatakan bahwa guru bertanggung jawab terhadap kwalitas pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada dasarnya penurunan kualitas hasil pembelajaran, pembelajaran ini akan berpengaruh pula pada penurunan kualitas atau mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan dianggap perlu dengan cara reorentasi penyelenggaraan menejemen dari pusat ke menejemen berbasis sekolah. Walaupun demikian didalam pelaksanaannya sekolah masih menghadapi berbagai masalah, diantaranya adalah permasalahan ketenagaan khususnya guru, ketidaksesuaian latar belakang pendidikan, kompetensi guru pemberdayaan dan kinerjanya.
Kemudian Wahjosumijo (1999) menyatakan bahwa tanggung jawab kepala sekolah dalam rangka pembinaan guru harus diarahkan untuk:
a. mencapai tujuan sekolah
b. membantu para guru untuk memperoleh kedudukan dan standart kinerja kelompok
c. memaksimalkan perkembangan karir guru
d. mempersatukan antar tujuan-tujuan individu guru dengan tujuan organisasi sekolah.
Konsep learning organization dipandang mampu dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja guru, karna pada dasarnya konsep ini adalah organisasi yang memfasilitasi anggota-anggota organisasinya untuk terus belajar dalam rangka meningkatkan pemahaman mereka untuk terus meningkatkan kinerjanya.
Disamping itu guru juga harus ditingkatkan partisipasinya dalam penyusunan program sekolah, diberi tanggung jawab dalam melaksanakan program-program sekolah sehingga dapat tercipta sekolah yang efektif. Sekolah efektif inilah salah satu karakteristiknya adalah terciptanya partisipasi dan tranparansi menejemen (Depdiknas 2002). Implementasi penciptaan sekolah yang efektif harus dibarengi dengan pengontrolan (Controlling).kegiatan ini untuk mengetahui, mengawasi atau memantau proses dan pengembangan pelaksanaan program sekolah, caranya bisa dengan monitoring, evaluasi dan supervise.

B. Rumusan Masalah
Rumusan dan sekaligus tujuan penelitian yang dapat dirumuskan dari latar belakanag dimuka adalah
1. Strategi apa yang digunakan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
2. Bagaimana sikap para guru dalam melaksanakan kinerjanya

C. Kegunaan Penelitian
Manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah
1. Sebagai upaya pengembangan kinerja guru
2. Sebagai bahan masukan bagi guru dan dapat disumbangkan bagi pengembangan pendidikan

D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Subyek penelitian ini adalah 15 orang guru SMP Sunan Ampel Jombang, focus dalam penelitian ini adalah kegiatan guru, meliputi penyusunan program pengajaran, kegiatan diskusi, kegiatan tatap muka, pelaksanaan penilaian, dan kegiatan perbaikan.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan studi dokumentasi terhadap kehadiran guru-guru dalam mengikuti kegiatan diskusi, rapat kerja sekolah, penyerahan program pengajaran, kehadiran tatap muka dan supervise kunjungan kelas cacatan pelaksanaan penelitian, data yang terkumpul ditabulasi dan dikuantifikasi.


E. Telaah Pustaka
Sebagian peniliti sudah melakukan penelitian mengenai kinerja guru seperti Wawan kuswandi dalam metode peniningkatan kinerja guru disamping itu ada ulasan baik perorangan atau editorial, serta beberapa hasil implementasi dari proyek pembinaan dan bantuan kelembagaan , berbagai karya tulis tersebut lebih banyak menyoroti masalah kinerja guru dan peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.

F. Sistematika Pembahasan
Hasil penelitian ini akan dijabarkan dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I: Berisi pendahuluan sebagai pengantar untuk menjelaskan kelayakan urgensi
permasalahan dan arah penelitian yang untuk itu disertakan pula perangkat
metodologi yang akan digunakan.
BAB II: Mengemukakan landasan teoritis yang diperlukan untuk menyoroti dan
sekaligus sebagai bahan analisis atas kondisi di lapangan.
BAB III: Menyajikan data lapangan baik sebagai hasil observasi, dokumentasi dan hasil
wawancara.
BAB IV: Mengemukakan analisis atas data lapangan didasarkan pada teori-teori yang ada
BAB V: Menyajikan simpulan dari serangkaian penelitian ini, disertai pemikiran atau
saran-saran yang terkait dengan hasil penelitian.











JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER
METODOLOGI PENELITIAN

1. a) Yang menjadi pokok permasalahan adalah pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri XX. Karena model MBS memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan bersama/ partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat untuk mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan kebijakan pendidikan nasional dan diharapkan tidak memberi peluang terhadap keinginan individu atau kelompok untuk menguasai/mengelola sekolah tanpa partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
b) Fariabelnya adalah masyarakat dan MBS.
Masyarakat dan MBS memiliki karakteristik yang harus difahami oleh sekolah, karakteristik dimaksud meliputi seluruh komponen pendidikan dan perlakuannya pada setiap tahap pendidikan, baik masukan (input) proses maupun hasil (output) pendidikan
1. Hasil pendidikan yang diharapkan adalah : prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah baik prestasi akademik atau non akademik.
2. Proses pendidikan sekolah yang efektif memiliki proses pendidikan :
- PBM yang efektifitasnya tinggi
- Kepemimpinan sekolah yang tangguh
- Lingkungan sekolah yang aman, tertib dan nyaman
- Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
- Sekolah memiliki kebersamaan yang kompak
- Sekolah memiliki budaya mutu
- Sekolah memiliki kewenangan
- Partisipasi warga sekolah dan masyarakat
- Keterbukaan (transparansi) manajemen
- Sekolah memiliki kemauan untuk berubah
- Sekolah melakukan evaluasi dan pelatihan
- Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan komunikasi yang baik.
- Sekolah memiliki akuntabilitas.
c) Mutu atau manajemen berbasis sekolah tidak maksimal, alasannya kurangnya kesadaran masyarakat dalam mendukung MBS.
2. a) Karena pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif maka kehadiran peneliti dilapangan adalah sangat penting, dan menentukan dan diperlukan secara optimal, kehadiran peneliti sekaligus sebagai instrumen utama dan sebagai pengumpul data penelitian.
b) Peneliti harus memahami kondisi riil di lapangan :
- Manajemen sekolah
- Kultur sekolah
- Hubungan sinergi dengan masyarakat
c) Karena fokus penelitiannya proses dan hasil pendidikan.
d) Kata proses dan hasil adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan kalau dalam MBS proses betul-betul dilaksanakan dengan baik, maka output / hasil pendidikan yang diharapkan adalah prestasi sekolah.
3. a) Penelitian eksperimen
Memaksimalkan apa yang akan kita sebut sebagai varian eksperimental.
b) Penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk menetukan kualitas tindakan didalamnya. (Elliot 1982)
4. Mencari alternatif lain dengan cara memperbaiki atau merevisi.
5. a) PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap problema tersebut secara sistematis hasil kajian itu kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah.
b) Diperlukan dua siklus, satu siklus atau satu putaran terdiri dari 4 komponen meliputi : 1. Perencanaan (planning), 2. Aksi atau tindakan (acting), 3. Observasi (observing), 4. Refleksi (reflecting)
Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan khususnya sesudah adanya refleksi kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang (replanning), selanjutnya berdasarkan perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.
c) Model kutlewin.



d) Karena melibatkan beberapa komponen yaitu warga sekolah dan masyarakat
e) Warga sekolah, wali murid, komite dan masyarakat.
























STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU
DI SMP SUNAN AMPEL JOMBANG





Oleh :
Syamsul Hadi
NIM:07.02.0278




Dosen Pengampu:

Prof. Dr. SUNARTO, M.Sc.




PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEISLAMAN HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG JOMBANG
2009

tesis

Pengembangan tenaga dosen dalam rangka peningkatan profesionalisme pengelolaan Perguruan tinggi

A. Pendahuluan
Program pengembangan tenaga dosen mulai mendapat perhatian diperguruan tinggi di Amirika Serikat mulai pertengahan tahun 60 an. Menurut Kuhn bahwa paradigma ilmu pengetahuan yang sudah mapan akan mengalami perubahan kearah paradigma baru dengan adanya temuan baru. Secara garis besar proses terjadinya perubahan diawali dengan adanya keyakinan akan suatu paradigma yang terusik oleh sejumlah penemuan baru sehinnga timbul keraguan atas paradigma yang diyakini itu.
Pengembangan tenaga dosen menurut Gaff ada dua usaha lain yang saling berkaitan yaitu pengembangan intruksional dan pengembangan organisasi.
Gaff telah merumuskan 17 asumsi yang merupakan dasar pertimbangan diselengarakan program pengembangan tenaga dosen, Dalam bidang pengajaran paradigma yang semula yang dianut adalah bahwa kemampuan dalam disiplin ilmu merupakan hal yang terpenting bagi dosen dalam menjalan kan tugas mengajar karena adanya kekecewaan timbullah berbagai usaha untuk mengatasinya
Dalam memasuki jangka panjang II yang memberikan tekanan pada pengembangan SDM perguruan tinggi mulai tertantang untuk mampu menghasilkan SDM yang memiliki keahlian, ketrampilan, dan profesi yang sesuai dengan keperluan pembangunan. Tantangan itu hanya akan terjawab dengan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar ataupun lembaga penyelenggara.
Kita para pendidik hanya akan mampu menjawab tantangan itu bilamana kita sendiri telah mampu mengembangkan kemampuan dan tekad kita dengan mengikuti dan mengantisipasi perkembangan serta tuntutan pembangunan. Sebagai seorang ilmuan kita dituntut untuk menguasai suatu bidang keahlian atau profesi tertentu. Tetapi sebagai pendidik kita ditumtut untuk menguasai keahlian atau profesi kedua yaitu sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, dan Pembina yang harus mampu membelajarkan peserta didik / mahasiswa sehingga terjadi transformasi nilai, sikap, dan kemampuan pada diri mereka. Tugas pembelajaran ini merupakan suatu tugas professional sebagai dosen.

B. Pengembangan Tenaga Dosen
Istilah pengembangan tenaga dosen menunjukkan usaha yang luas dalam meningkatkan pembelajaran dan kinerja diperguruan tinggi. Menurut Gaff ada dua usaha lain yang berkaitan yaitu: pengembangan intruksional dan pengembangan organisasi.
Berquist dan Philips berpendapat bahwa pengembangan tenaga dosen merupakan pengembangan inti dari sebuah perguruan tinggi. Uraian dari masing-masing kegiatan tersebut adalah:
Pengembangan personal adalah usaha yang menekankan pada pemberian kesempatan pertumbuhan dan perkembangan perorangan untuk mencapai tujuan hidup sepanjang tujuan itu selaras dengan misi kelmbagaan
Perkembangan professional meliputi kegiatan peningkatan kadar keilmuan, serta kemampuan mengajar dan meneliti yang merupakan cirri professional dosen.
Pengembangan intruksional sebagai suatu program yang ditujukan pada kemudahan belajar mahasiswa (seperti perancangan pengajaran, pembuatan bahan ajar, penyajian dan umpan balik) merupakan bagian yang terpenting dalam mengajar. Pengembangan organisasi adalah program yang berfokus pada peningkatan produktivitas pembelajaran melalui perbaikan kondisi dan latar kerja serta memberi kesempatan berkembang dan perbaikan.Pengembangan masyarakat berfokus pada keselarasan pribadi dalam lingkungan masyarakatdimana ia menjadi anggotanya termasuk bagaimana seseorang itu berkembang menurut profesi dan dan lingkungan sosialnya.
Pengembangan sarana meliputi penyediaan fasilitas fisik dan non fisik (listri, telfon, komunikasi data elektronik. Dan lain-lain) yang menunujang pelaksanaan belajar mengajar.
Kesembilan istilah tersebut meskipun dapat dibedakan tapi sulit dipisahkan karena saling berkaitan satu sama lain dengan demikian istilah pengembangan tenaga dosen dapat didefinisikan sbb: suatu usaha terintegrasi dan terorganisqasi untuk membantu dosen memperoleh kesejahteraan, pengetahuan, ketrampilan, keselarasan, dan kepakaan dalaqm melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penelitian.
Gaff merumuskan 17 asumsi yang merupakan dasar pertimbangan diselenggarakannya program pengembangan tenaga dosen sebagai berikut

1. Tenaga pengajar merupakan sumber pendidikan paling penting dari perguruan tinggi.
2. Mengajar merupakan tugas profesionalutama bagi setiap tenaga pemgajar.
3. Kualitas keilmuan dan penelitian yang juga merupakan kegiatan professional banyak tenaga pengajar,tidak perlu dipertentangakan dengan pengajaran yang efektif.
4. Mengajar telah banyak terabaikan dalam akademik.
5. Kualitas belajar mengajar masih perlu ditingkatkan.
6. Memperbaiki pengajaran memerlukan kerja sama antara pengelola dan mahasiswa, mungkin bahkan dengan anggota masyarakat.
7. dosen mendapatkan peranan yang sangat sedikit untuk melaksanakan peranan intruksional.
8. Mengajar merupakan serangkaian sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan motivasi.
9. Pengajaran yang efektif meliputi bagaimana membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar.
10. Tidak ada satu model belajar tunggal untuk belajar mengajar yang efektif.
11. karateristik mahasiswa yang sangat beragam.
12. Kerakteristik dosen juga sangat beragam.
13. Pelaksanaan tugas professional seseorang terkait erat dengan kehidupan pribadinya.
14. Usaha seseorang untuk mengusahakan perbaikan lebih didasarkan pada nilai intrinsic daripada nilai ekstrinsik.
15. Dosen dan anggota civitas lain akan bersedia melibatkan diri dalam berbagai program, dan mengangapnya sebagai suatu kebutuhan.
16. Setiap lembaga mempunyai sumber yang dapat dihimpun untuk program perbaikan pengajaran.
17. Kegiatan belajar mengajar bersifat individual tetapi tidak terisolasikan .
Bertolak dari asumsi ini dapat dirumuskan berbagai usaha dalam pengembangan tenaga pengajar. Menurut Eble dan Mc Keachi ada delapan fokus dalam usaha pengembangan tenaga pengajar.
1. Pengembangan yang professional yang berupa peningkatan kopentensi pengajaran dan produktivitas penelitian.
2. Pengembangan ketrampilan tambahan dalam mengajar.
3. Pemahaman yang lebih baik terhadap mahasiswa.
4. Peningkatan ketrampilan hubungan antara pribadi dengan mahasiswa.
5. pertumbuhan dalam jabatan.
6. Peningkatan motivasi dalam kegairahan atau peningkatan kepuasan intrinsic.
7. peningkatan kesempatan untuk belajar satu sama yang lain.
8. Peningkatan komunikasi antar sejawat.
Kedelapan kemungkinan fokus program diatas sebenarnya saling berkaitan dan sebaiknya dilakukan semua secara terintegrasi den berkesinambungan. Tetu saja itu semua tergantung dari pada kondisi dan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi.
Konsep tentang mutu pendidikan juga diartikan secara berbeda,dan mengandung cirri-ciri kesesuaian pendidikan sbb:
1. Kesepadanan dengan karakteristik peserta didik perorangan maupun kelompok.
2. Keserasian dengan aspirasi perorangan maupun masyarakat.
3. Kecocokan dengan kebutuhan masyarakat.
4. Keselarasan dengan kebutuhan Zaman.
5. Kesesuaian dengan lingkungan.
6. Ketepatan dengan teori, prinsip, atau nilai baru dalam dalam bidang pendidikan

Efektifitas pendidikan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi .
Efesiensi pendidikan dapat diartikan sebagai kesepadanan antara waktu biaya dan tenaga yang digunakan. Dengan bertolak dari asumsi yang pertama Gaff, maka tentunya usaha peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari peningkatan mutu pengajar. Sedang bertolak dari asumsi yamg kedua peningkatan mutu tenaga pengajar itu harus mengutamakan pada peningkatan kemampuan mengajar.
B. Program pengembangan tenaga pengajar
Seacara garis besar dapat diidentifikasikan Tujuh macam program yang dilakukan untuk pengembangan tenaga pengajar yaitu:
1. Program Orientasi Untuk Staf Pengajar baru
2. Evaluasi Kinerja Pengajaran
3. Pendidikan Bergelar
4. Lokakarya dan Seminar dalam Kampus
5. Konferensi diluar Kampus
6. Magang
7. Penelitian masalah belajar mengajar
Kondisi keberhasilan Kegiatan dapat diukur dari motivasi untuk mengadakan perbaikan. Pendapat ini sejalan dengan asumsi yang telah dikemukakan Gaff diatas.
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar dan tidak sadar.
C. Prasarana Pendukung
Yang dimaksud dengan sarana pendukung adalah kondisi yang mendorong dan menarik untuk memprakarsai dan melaksanakan pembaharuan suatu iklim yang menggairahkan mereka yang berkepentingan untuk bertindak. Prasarana pendukung ini dapat dibedakan menjadi lima macam.
1. Dukungtan Moral dan Kebijakan
2. Dukungan Organisasi
3. Dukungan Personel
4. Dukungan Dana
5. Dukungan Fasilitas
Kesimpulan

Dari uraian uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa Program pengembangan tenaga dosen mulai mendapat perhatian diperguruan tinggi di Amirika Serikat mulai pertengahan tahun 60 an.
Pengembangan tenaga dosen menurut Gaff ada dua usaha lain yang saling berkaitan yaitu pengembangan intruksional dan pengembangan organisasi.
Para pendidik hanya akan mampu menjawab tantangan itu bilamana kita sendiri telah mampu mengembangkan kemampuan dan tekad kita dengan mengikuti dan mengantisipasi perkembangan serta tuntutan pembangunan
]




















TUGAS INDIVIDU
Makalah Tehnologi Pendidikan
Diajukan untuk memenuhi ujian akhir semester mata kuliah
Tehnologi pendidikan









Oleh
Syamsul Hadi




PROGRAM PASCA SARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT KEISLAMAN HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG JOMBANG
2009

kitab

Sejarah Singkat Imam Syafi'i


Nama dan Nasab
Beliau bernama Muhammad dengan kun-yah Abu Abdillah. Nasab beliau secara lengkap adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi‘ bin as-Saib bin ‘Ubayd bin ‘Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf bin Qushay. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada diri ‘Abdu Manaf bin Qushay. Dengan begitu, beliau masih termasuk sanak kandung Rasulullah karena masih terhitung keturunan paman-jauh beliau , yaitu Hasyim bin al-Muththalib.

Bapak beliau, Idris, berasal dari daerah Tibalah (Sebuah daerah di wilayah Tihamah di jalan menuju ke Yaman). Dia seorang yang tidak berpunya. Awalnya dia tinggal di Madinah lalu berpindah dan menetap di ‘Asqalan (Kota tepi pantai di wilayah Palestina) dan akhirnya meninggal dalam keadaan masih muda di sana. Syafi‘, kakek dari kakek beliau, -yang namanya menjadi sumber penisbatan beliau (Syafi‘i)- menurut sebagian ulama adalah seorang sahabat shigar (yunior) Nabi. As-Saib, bapak Syafi‘, sendiri termasuk sahabat kibar (senior) yang memiliki kemiripan fisik dengan Rasulullah saw. Dia termasuk dalam barisan tokoh musyrikin Quraysy dalam Perang Badar. Ketika itu dia tertawan lalu menebus sendiri dirinya dan menyatakan masuk Islam.

Para ahli sejarah dan ulama nasab serta ahli hadits bersepakat bahwa Imam Syafi‘i berasal dari keturunan Arab murni. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka akan kevalidan nasabnya tersebut dan ketersambungannya dengan nasab Nabi, kemudian mereka membantah pendapat-pendapat sekelompok orang dari kalangan Malikiyah dan Hanafiyah yang menyatakan bahwa Imam Syafi‘i bukanlah asli keturunan Quraysy secara nasab, tetapi hanya keturunan secara wala’ saja.

Adapun ibu beliau, terdapat perbedaan pendapat tentang jati dirinya. Beberapa pendapat mengatakan dia masih keturunan al-Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, sedangkan yang lain menyebutkan seorang wanita dari kabilah Azadiyah yang memiliki kun-yah Ummu Habibah. Imam an-Nawawi menegaskan bahwa ibu Imam Syafi‘i adalah seorang wanita yang tekun beribadah dan memiliki kecerdasan yang tinggi. Dia seorang yang faqih dalam urusan agama dan memiliki kemampuan melakukan istinbath.


Waktu dan Tempat Kelahirannya
Beliau dilahirkan pada tahun 150H. Pada tahun itu pula, Abu Hanifah wafat sehingga dikomentari oleh al-Hakim sebagai isyarat bahwa beliau adalah pengganti Abu Hanifah dalam bidang yang ditekuninya.

Tentang tempat kelahirannya, banyak riwayat yang menyebutkan beberapa tempat yang berbeda. Akan tetapi, yang termasyhur dan disepakati oleh ahli sejarah adalah kota Ghazzah (Sebuah kota yang terletak di perbatasan wilayah Syam ke arah Mesir. Tepatnya di sebelah Selatan Palestina. Jaraknya dengan kota Asqalan sekitar dua farsakh). Tempat lain yang disebut-sebut adalah kota Asqalan dan Yaman.

Ibnu Hajar memberikan penjelasan bahwa riwayat-riwayat tersebut dapat digabungkan dengan dikatakan bahwa beliau dilahirkan di sebuah tempat bernama Ghazzah di wilayah Asqalan. Ketika berumur dua tahun, beliau dibawa ibunya ke negeri Hijaz dan berbaur dengan penduduk negeri itu yang keturunan Yaman karena sang ibu berasal dari kabilah Azdiyah (dari Yaman). Lalu ketika berumur 10 tahun, beliau dibawa ke Mekkah, karena sang ibu khawatir nasabnya yang mulia lenyap dan terlupakan.


Pertumbuhannya dan Pengembaraannya Mencari Ilmu
Di Mekkah, Imam Syafi ‘i dan ibunya tinggal di dekat Syi‘bu al-Khaif. Di sana, sang ibu mengirimnya belajar kepada seorang guru. Sebenarnya ibunya tidak mampu untuk membiayainya, tetapi sang guru ternyata rela tidak dibayar setelah melihat kecerdasan dan kecepatannya dalam menghafal. Imam Syafi‘i bercerita, “Di al-Kuttab (sekolah tempat menghafal Alquran), saya melihat guru yang mengajar di situ membacakan murid-muridnya ayat Alquran, maka aku ikut menghafalnya. Sampai ketika saya menghafal semua yang dia diktekan, dia berkata kepadaku, “Tidak halal bagiku mengambil upah sedikitpun darimu.” Dan ternyata kemudian dengan segera guru itu mengangkatnya sebagai penggantinya (mengawasi murid-murid lain) jika dia tidak ada. Demikianlah, belum lagi menginjak usia baligh, beliau telah berubah menjadi seorang guru.

Setelah rampung menghafal Alquran di al-Kuttab, beliau kemudian beralih ke Masjidil Haram untuk menghadiri majelis-majelis ilmu di sana. Sekalipun hidup dalam kemiskinan, beliau tidak berputus asa dalam menimba ilmu. Beliau mengumpulkan pecahan tembikar, potongan kulit, pelepah kurma, dan tulang unta untuk dipakai menulis. Sampai-sampai tempayan-tempayan milik ibunya penuh dengan tulang-tulang, pecahan tembikar, dan pelepah kurma yang telah bertuliskan hadits-hadits Nabi. Dan itu terjadi pada saat beliau belum lagi berusia baligh. Sampai dikatakan bahwa beliau telah menghafal Alquran pada saat berusia 7 tahun, lalu membaca dan menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik pada usia 12 tahun sebelum beliau berjumpa langsung dengan Imam Malik di Madinah.

Beliau juga tertarik mempelajari ilmu bahasa Arab dan syair-syairnya. Beliau memutuskan untuk tinggal di daerah pedalaman bersama suku Hudzail yang telah terkenal kefasihan dan kemurnian bahasanya, serta syair-syair mereka. Hasilnya, sekembalinya dari sana beliau telah berhasil menguasai kefasihan mereka dan menghafal seluruh syair mereka, serta mengetahui nasab orang-orang Arab, suatu hal yang kemudian banyak dipuji oleh ahli-ahli bahasa Arab yang pernah berjumpa dengannya dan yang hidup sesudahnya. Namun, takdir Allah telah menentukan jalan lain baginya. Setelah mendapatkan nasehat dari dua orang ulama, yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji -mufti kota Mekkah-, dan al-Husain bin ‘Ali bin Yazid agar mendalami ilmu fiqih, maka beliau pun tersentuh untuk mendalaminya dan mulailah beliau melakukan pengembaraannya mencari ilmu.

Beliau mengawalinya dengan menimbanya dari ulama-ulama kotanya, Mekkah, seperti Muslim bin Khalid, Dawud bin Abdurrahman al-‘Athar, Muhammad bin Ali bin Syafi’ –yang masih terhitung paman jauhnya-, Sufyan bin ‘Uyainah –ahli hadits Mekkah-, Abdurrahman bin Abu Bakar al-Maliki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin ‘Iyadh, dan lain-lain. Di Mekkah ini, beliau mempelajari ilmu fiqih, hadits, lughoh, dan Muwaththa’ Imam Malik. Di samping itu beliau juga mempelajari keterampilan memanah dan menunggang kuda sampai menjadi mahir sebagai realisasi pemahamannya terhadap ayat 60 surat Al-Anfal. Bahkan dikatakan bahwa dari 10 panah yang dilepasnya, 9 di antaranya pasti mengena sasaran.

Setelah mendapat izin dari para syaikh-nya untuk berfatwa, timbul keinginannya untuk mengembara ke Madinah, Dar as-Sunnah, untuk mengambil ilmu dari para ulamanya. Terlebih lagi di sana ada Imam Malik bin Anas, penyusun al-Muwaththa’. Maka berangkatlah beliau ke sana menemui sang Imam. Di hadapan Imam Malik, beliau membaca al-Muwaththa’ yang telah dihafalnya di Mekkah, dan hafalannya itu membuat Imam Malik kagum kepadanya. Beliau menjalani mulazamah kepada Imam Malik demi mengambil ilmu darinya sampai sang Imam wafat pada tahun 179. Di samping Imam Malik, beliau juga mengambil ilmu dari ulama Madinah lainnya seperti Ibrahim bin Abu Yahya, ‘Abdul ‘Aziz ad-Darawardi, Athaf bin Khalid, Isma‘il bin Ja‘far, Ibrahim bin Sa‘d dan masih banyak lagi.

Setelah kembali ke Mekkah, beliau kemudian melanjutkan mencari ilmu ke Yaman. Di sana beliau mengambil ilmu dari Mutharrif bin Mazin dan Hisyam bin Yusuf al-Qadhi, serta yang lain. Namun, berawal dari Yaman inilah beliau mendapat cobaan –satu hal yang selalu dihadapi oleh para ulama, sebelum maupun sesudah beliau-. Di Yaman, nama beliau menjadi tenar karena sejumlah kegiatan dan kegigihannya menegakkan keadilan, dan ketenarannya itu sampai juga ke telinga penduduk Mekkah. Lalu, orang-orang yang tidak senang kepadanya akibat kegiatannya tadi mengadukannya kepada Khalifah Harun ar-Rasyid, Mereka menuduhnya hendak mengobarkan pemberontakan bersama orang-orang dari kalangan Alawiyah.

Sebagaimana dalam sejarah, Imam Syafi‘i hidup pada masa-masa awal pemerintahan Bani ‘Abbasiyah yang berhasil merebut kekuasaan dari Bani Umayyah. Pada masa itu, setiap khalifah dari Bani ‘Abbasiyah hampir selalu menghadapi pemberontakan orang-orang dari kalangan ‘Alawiyah. Kenyataan ini membuat mereka bersikap sangat kejam dalam memadamkan pemberontakan orang-orang ‘Alawiyah yang sebenarnya masih saudara mereka sebagai sesama Bani Hasyim. Dan hal itu menggoreskan rasa sedih yang mendalam pada kaum muslimin secara umum dan pada diri Imam Syafi‘i secara khusus. Dia melihat orang-orang dari Ahlu Bait Nabi menghadapi musibah yang mengenaskan dari penguasa. Maka berbeda dengan sikap ahli fiqih selainnya, beliau pun menampakkan secara terang-terangan rasa cintanya kepada mereka tanpa rasa takut sedikitpun, suatu sikap yang saat itu akan membuat pemiliknya merasakan kehidupan yang sangat sulit.

Sikapnya itu membuatnya dituduh sebagai orang yang bersikap tasyayyu‘, padahal sikapnya sama sekali berbeda dengan tasysyu’ model orang-orang syi‘ah. Bahkan Imam Syafi‘i menolak keras sikap tasysyu’ model mereka itu yang meyakini ketidakabsahan keimaman Abu Bakar, Umar, serta ‘Utsman , dan hanya meyakini keimaman Ali, serta meyakini kemaksuman para imam mereka. Sedangkan kecintaan beliau kepada Ahlu Bait adalah kecintaan yang didasari oleh perintah-perintah yang terdapat dalam Alquran maupun hadits-hadits shahih. Dan kecintaan beliau itu ternyata tidaklah lantas membuatnya dianggap oleh orang-orang syiah sebagai ahli fiqih madzhab mereka.

Tuduhan dusta yang diarahkan kepadanya bahwa dia hendak mengobarkan pemberontakan, membuatnya ditangkap, lalu digelandang ke Baghdad dalam keadaan dibelenggu dengan rantai bersama sejumlah orang-orang ‘Alawiyah. Beliau bersama orang-orang ‘Alawiyah itu dihadapkan ke hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid. Khalifah menyuruh bawahannya menyiapkan pedang dan hamparan kulit. Setelah memeriksa mereka seorang demi seorang, ia menyuruh pegawainya memenggal kepala mereka. Ketika sampai pada gilirannya, Imam Syafi‘i berusaha memberikan penjelasan kepada Khalifah. Dengan kecerdasan dan ketenangannya serta pembelaan dari Muhammad bin al-Hasan -ahli fiqih Irak-, beliau berhasil meyakinkan Khalifah tentang ketidakbenaran apa yang dituduhkan kepadanya. Akhirnya beliau meninggalkan majelis Harun ar-Rasyid dalam keadaan bersih dari tuduhan bersekongkol dengan ‘Alawiyah dan mendapatkan kesempatan untuk tinggal di Baghdad.

Di Baghdad, beliau kembali pada kegiatan asalnya, mencari ilmu. Beliau meneliti dan mendalami madzhab Ahlu Ra’yu. Untuk itu beliau berguru dengan mulazamah kepada Muhammad bin al-Hassan. Selain itu, kepada Isma‘il bin ‘Ulayyah dan Abdul Wahhab ats-Tsaqafiy dan lain-lain. Setelah meraih ilmu dari para ulama Irak itu, beliau kembali ke Mekkah pada saat namanya mulai dikenal. Maka mulailah ia mengajar di tempat dahulu ia belajar. Ketika musim haji tiba, ribuan jamaah haji berdatangan ke Mekkah. Mereka yang telah mendengar nama beliau dan ilmunya yang mengagumkan, bersemangat mengikuti pengajarannya sampai akhirnya nama beliau makin dikenal luas. Salah satu di antara mereka adalah Imam Ahmad bin Hanbal.

Ketika kamasyhurannya sampai ke kota Baghdad, Imam Abdurrahman bin Mahdi mengirim surat kepada Imam Syafi‘i memintanya untuk menulis sebuah kitab yang berisi khabar-khabar yang maqbul, penjelasan tentang nasikh dan mansukh dari ayat-ayat Alquran dan lain-lain. Maka beliau pun menulis kitabnya yang terkenal, Ar-Risalah.

Setelah lebih dari 9 tahun mengajar di Mekkah, beliau kembali melakukan perjalanan ke Irak untuk kedua kalinya dalam rangka menolong madzhab Ash-habul Hadits di sana. Beliau mendapat sambutan meriah di Baghdad karena para ulama besar di sana telah menyebut-nyebut namanya. Dengan kedatangannya, kelompok Ash-habul Hadits merasa mendapat angin segar karena sebelumnya mereka merasa didominasi oleh Ahlu Ra’yi. Sampai-sampai dikatakan bahwa ketika beliau datang ke Baghdad, di Masjid Jami ‘ al-Gharbi terdapat sekitar 20 halaqah Ahlu Ra ‘yu. Tetapi ketika hari Jumat tiba, yang tersisa hanya 2 atau 3 halaqah saja.

Beliau menetap di Irak selama dua tahun, kemudian pada tahun 197 beliau balik ke Mekkah. Di sana beliau mulai menyebar madzhabnya sendiri. Maka datanglah para penuntut ilmu kepadanya meneguk dari lautan ilmunya. Tetapi beliau hanya berada setahun di Mekkah.

Tahun 198, beliau berangkat lagi ke Irak. Namun, beliau hanya beberapa bulan saja di sana karena telah terjadi perubahan politik. Khalifah al-Makmun telah dikuasai oleh para ulama ahli kalam, dan terjebak dalam pembahasan-pembahasan tentang ilmu kalam. Sementara Imam Syafi‘i adalah orang yang paham betul tentang ilmu kalam. Beliau tahu bagaimana pertentangan ilmu ini dengan manhaj as-salaf ash-shaleh –yang selama ini dipegangnya- di dalam memahami masalah-masalah syariat. Hal itu karena orang-orang ahli kalam menjadikan akal sebagai patokan utama dalam menghadapi setiap masalah, menjadikannya rujukan dalam memahami syariat padahal mereka tahu bahwa akal juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Beliau tahu betul kebencian meraka kepada ulama ahlu hadits. Karena itulah beliau menolak madzhab mereka.

Dan begitulah kenyataannya. Provokasi mereka membuat Khalifah mendatangkan banyak musibah kepada para ulama ahlu hadits. Salah satunya adalah yang dikenal sebagai Yaumul Mihnah, ketika dia mengumpulkan para ulama untuk menguji dan memaksa mereka menerima paham Alquran itu makhluk. Akibatnya, banyak ulama yang masuk penjara, bila tidak dibunuh. Salah satu di antaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Karena perubahan itulah, Imam Syafi‘i kemudian memutuskan pergi ke Mesir. Sebenarnya hati kecilnya menolak pergi ke sana, tetapi akhirnya ia menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah. Di Mesir, beliau mendapat sambutan masyarakatnya. Di sana beliau berdakwah, menebar ilmunya, dan menulis sejumlah kitab, termasuk merevisi kitabnya ar-Risalah, sampai akhirnya beliau menemui akhir kehidupannya di sana.


Keteguhannya Membela Sunnah
Sebagai seorang yang mengikuti manhaj Ash-habul Hadits, beliau dalam menetapkan suatu masalah terutama masalah aqidah selalu menjadikan Alquran dan Sunnah Nabi sebagai landasan dan sumber hukumnya. Beliau selalu menyebutkan dalil-dalil dari keduanya dan menjadikannya hujjah dalam menghadapi penentangnya, terutama dari kalangan ahli kalam. Beliau berkata, “Jika kalian telah mendapatkan Sunnah Nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling mengambil pendapat yang lain.” Karena komitmennya mengikuti sunnah dan membelanya itu, beliau mendapat gelar Nashir as-Sunnah wa al-Hadits.

Terdapat banyak atsar tentang ketidaksukaan beliau kepada Ahli Ilmu Kalam, mengingat perbedaan manhaj beliau dengan mereka. Beliau berkata, “Setiap orang yang berbicara (mutakallim) dengan bersumber dari Alquran dan sunnah, maka ucapannya adalah benar, tetapi jika dari selain keduanya, maka ucapannya hanyalah igauan belaka.” Imam Ahmad berkata, “Bagi Syafi‘i jika telah yakin dengan keshahihan sebuah hadits, maka dia akan menyampaikannya. Dan prilaku yang terbaik adalah dia tidak tertarik sama sekali dengan ilmu kalam, dan lebih tertarik kepada fiqih.” Imam Syafi ‘i berkata, “Tidak ada yang lebih aku benci daripada ilmu kalam dan ahlinya” Al-Mazani berkata, “Merupakan madzhab Imam Syafi‘i membenci kesibukan dalam ilmu kalam. Beliau melarang kami sibuk dalam ilmu kalam.”

Ketidaksukaan beliau sampai pada tingkat memberi fatwa bahwa hukum bagi ahli ilmu kalam adalah dipukul dengan pelepah kurma, lalu dinaikkan ke atas punggung unta dan digiring berkeliling di antara kabilah-kabilah dengan mengumumkan bahwa itu adalah hukuman bagi orang yang meninggalkan Alquran dan Sunnah dan memilih ilmu kalam.


Wafatnya
Karena kesibukannya berdakwah dan menebar ilmu, beliau menderita penyakit bawasir yang selalu mengeluarkan darah. Makin lama penyakitnya itu bertambah parah hingga akhirnya beliau wafat karenanya. Beliau wafat pada malam Jumat setelah shalat Isya’ hari terakhir bulan Rajab permulaan tahun 204 dalam usia 54 tahun. Semoga Allah memberikan kepadanya rahmat-Nya yang luas.

Ar-Rabi menyampaikan bahwa dia bermimpi melihat Imam Syafi‘i, sesudah wafatnya. Dia berkata kepada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu, wahai Abu Abdillah ?” Beliau menjawab, “Allah mendudukkan aku di atas sebuah kursi emas dan menaburkan pada diriku mutiara-mutiara yang halus”


Karangan-Karangannya
Sekalipun beliau hanya hidup selama setengah abad dan kesibukannya melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu, hal itu tidaklah menghalanginya untuk menulis banyak kitab. Jumlahnya menurut Ibnu Zulaq mencapai 200 bagian, sedangkan menurut al-Marwaziy mencapai 113 kitab tentang tafsir, fiqih, adab dan lain-lain. Yaqut al-Hamawi mengatakan jumlahnya mencapai 174 kitab yang judul-judulnya disebutkan oleh Ibnu an-Nadim dalam al-Fahrasat.
Yang paling terkenal di antara kitab-kitabnya adalah al-Umm, yang terdiri dari 4 jilid berisi 128 masalah, dan ar-Risalah al-Jadidah (yang telah direvisinya) mengenai Alquran dan As-Sunnah serta kedudukannya dalam syariat.


Sumber :
1. Al-Umm, bagian muqoddimah hal 3-33.
2. Siyar A‘lam an-Nubala’
3. Manhaj Aqidah Imam asy-Syafi‘, terjemah kitab Manhaj al-Imam Asy-Syafi ‘i fi Itsbat al-‘Aqidah karya DR. Muhammad AW al-Aql terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi‘i, Cirebon.

Sumber: http://muslim.or.id/?p=9


--------------------------------------------------------------------------------

.:: HaditsWeb ::.

Daftar Nama Siswa SMP Sunan Ampel Jombang

DAFTAR NILAI SEMESTER GANJIL
SMP SUNAN AMPEL JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Mata Pelajaran : KELAS : IX (SEMBILAN)

NO NIS NAMA SISWA JK NH UTS UAS R
70 687 Abdul Rozaqi L
2 688 Agie Eta Sandriana P
3 669 Ahmad Mustain L
4 689 Ahmad Rifai L
5 670 Akhmad Muhdyansyah L
6 671 Aminatus Sholihah P
7 690 Bayu Nugroho L
8 672 Devia Nurvianti P
9 692 Dian Novitasari P
10 673 Diana P
11 674 Dita Liana P
12 675 Eka Kurniawati P
13 693 Ismi Fitria P
14 694 Khusnul Khotimah P
15 695 Lailatul Fitriyah P
16 677 Lisa Ariyanti P
17 678 Mochamad Basori L
18 697 Mochamad Hanafi L
19 698 Mohammad Iskandar Idris L
20 696 Muhammad Abdul Ghofur L
21 713 Muhammad Faizinnas Sholihin L
22 708 Mukamat L
23 699 Murozaki Kurniawan L
24 680 Nia Anggraeni Nur Chasanah P
25 700 Nidya Prafitasari P
26 681 Nur Kholifah P
27 682 Riska Andriani P
28 701 Rizki Nurul Muhdianti P
29 702 Shella Faradilla P
30 683 Shofiyah P
31 684 Siti Mutmainah P
32 703 Siti Suhartatik P
33 704 Siti Virlama P
34 705 Soni Putra L
35 706 Sri Utami P
36 685 Tedi Yumawan L
37 707 Weni Evelina P
38 686 Yudha Oktaviasari P
39 711 Yusuf Iwantoro L
40

JUMLAH LAKI-LAKI 15
JUMLAH PEREMPUAN 24
JUMLAH TOTAL 39
Catatan :
Bagi semua siswa yang remidi harap berkumpul
di kelas masing-masing

Syamsul Hadi, S. Pd. I


DAFTAR HADIR UTS GANJIL
SMP SUNAN AMPEL JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Mata Pelajaran : _______________ KELAS : VII (TUJUH) A

NO NIS NAMA SISWA JK

1 790 Afip Andreyanto L
2 791 Agus Hariyono L
3 792 Akhmad Afandi L
4 793 Aldio Noval Rizqi Pamilo L
5 794 Arga Diki L
6 795 Baggas Anjasmoro L
7 796 Deni Saputra L
8 797 Diah Alfiani P
9 798 Didit Purnomo L
10 799 Dwi Kurniawan L
11 800 Etika Putri P
12 801 Imroatun Nafi'ah P
13 802 Lulik Winarti P
14 803 Maria P
15 804 Mey Tri Miluwati P
16 805 Misdiah Tanti P
17 806 Muhammad Fariyono L
18 807 Muhammad Hilmi Rais Mustofa L
19 808 Muhammad Yosef Febrianto L
20 809 Mukhammad Zusron Novan K L
21 810 Nur Lailatul Prayitno P
22 811 Puja Ayu Farida Rahmania P
23 812 Putri Misda Rizqi Reza P
24 813 Reni Kurniawati P
25 814 Riski Wahyudianto L
26 815 Satria Rahmad Andika Urfi Ulum L
27 816 Silvi Wulan Aprilia P
28 817 Siti Choirotul Ummah P
29 818 Sonia Febriari Putri P
30 820 Udin Saputro L
31 821 Yulianto Setiawan L
32 855 Yanti Handayani P
33
34

JUMLAH LAKI-LAKI 17
JUMLAH PEREMPUAN 15
JUMLAH TOTAL 32
Catatan :






DAFTAR HADIR UTS GANJIL
SMP SUNAN AMPEL JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Mata Pelajaran : _______________ KELAS : VII (TUJUH) B

NO NIS NAMA SISWA JK

1 822 Achmad Solehudin L
2 823 Ahmad Yusron Fanani L
3 824 Andre Pratama L
4 825 Ayu Ning Dias P
5 826 Bayu Aji Setiawan L
6 827 Darwis Ari Setiawan L
7 828 Dedi Setiawan L
8 829 Elvi Isahriasih P
9 830 Emi Khoirunnisa P
10 831 Eni Raras Purwanti P
11 832 Fiki Muhammad Subur L
12 833 Fugo Setiawan L
13 834 Gea Ramahebby Tahajjut L
14 835 Gheri Zhayuli L
15 836 Indah Nur Kairini P
16 837 Julio Surya Abdi L
17 838 Muhammad Anwar Ibrahim L
18 839 Muhamad Arif Vianto L
19 840 Muhamad Muslimin L
20 841 Muhammad Shalahuddin Machi L
21 842 Nanang Dwi Prakoso L
22 843 Nadila Kartika Sari P
23 844 Nina Ayu Nur Widyananda P
24 845 Novi Eka Widianti P
25 846 Nur Siti A'isyah P
26 847 Rendi Pradana L
27 848 Riyana Wijayanti Hutami P
28 849 Robiul Rofi L
29 850 Siti Aminah P
30 851 Tio Jupiter L
31 852 Vian Aprilianto L
32 853 Yoga Pratama Putra L
33 854 Yolla Friska Pravitama P
34

JUMLAH LAKI-LAKI 21
JUMLAH PEREMPUAN 12
JUMLAH TOTAL 33
Catatan :






DAFTAR NILAI SEMESTER GANJIL
SMP SUNAN AMPEL JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Mata Pelajaran : KELAS : VIII (DELAPAN) A

NO NIS NAMA SISWA JK NH UTS UAS R

1 741 Kharis Dwi Ardiansyah L
2 742 Koko Dwi Pramono L
3 743 Krisna Aditia Pratama L
4 744 Lutvi Anggreini P
5 745 Muhammad Cafa Pratama L
6 746 Mohammad Fahmi L
7 747 Moh. Irfansyah L
8 748 Muhammad Sony Hermansyah L
9 749 Nur Afifah P
10 750 Puput Setyawati P
11 751 Saiful Anam L
12 752 Shendi Andriyanto L
13 753 Susanti P
14 754 Suyati P
15 756 Tutut Nur Latifah P
16 758 Zhundohan L
17 762 A. Muthohar Assyafatullah Qodir L
18 763 Akhmad Nur Khusen L
19 764 Ardi Maulana L
20 766 Bahrudin Najib L
21 769 Danang Adi Priyanto L
22 770 Fadil Eka Pradana L
23 771 Falinda Aprilia P
24 772 Ilva Aldina P
25 773 Kokoh Hardian L
26 776 Linda Setya Ningsih P
27 781 Mokhamad Solikin L
28 784 Ragil Sudiono L
29 785 Siti Khotijah P
30 788 Zainal Abidin L
31 789 Tri Ciptaning Apriliyanti P
32
33
34
35

JUMLAH LAKI-LAKI 20
JUMLAH PEREMPUAN 11
JUMLAH TOTAL 31
Catatan :
Bagi semua siswa yang remidi harap berkumpul
di kelas masing-masing

Syamsul Hadi, S. Pd. I





DAFTAR NILAI SEMESTER GANJIL
SMP SUNAN AMPEL JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Mata Pelajaran : KELAS : VIII (DELAPAN) B

NO NIS NAMA SISWA JK NH UTS UAS R

1 724 Abdul Rokhim L
2 725 Ade Yunia Ningtyas P
3 726 Ahmad Afandi L
4 727 Alacsid Erfrandau L
5 728 Amar Makruf L
6 729 Angga Dimas Jayadiputra L
7 731 Dayunah P
8 732 Diky Setia Wijaya L
9 733 Eka Yuliana P
10 734 Eko Nurfa Ardiansyah L
11 735 Eli Widya Lestari P
12 736 Evi Yuliana P
13 737 Fani Kurniati P
14 738 Febry Ramadhan L
15 739 Helmi Fahamsah L
16 759 Aar Rafita P
17 760 Aditia Agus Sahid L
18 761 Ahmad Jeffri Ramadhan L
19 765 Ayu Puspita Sari P
20 767 Citra Windiah Rizkiani P
21 774 Kriswanto L
22 775 Lady Dara Krismasi P
23 777 M. Chrisnanda Fajar Sechan L
24 778 Mohamad Faichun Andrianto L
25 779 Mochamad Sofirulloh L
26 780 Mochammad Sofyan Ukik L
27 782 Nia Dwi Prastiwi P
28 783 Oni Wijaya Prayitno L
29 786 Suwandi L
30 787 Supriyanto L
31
32
33
34
35

JUMLAH LAKI-LAKI 20
JUMLAH PEREMPUAN 11
JUMLAH TOTAL 31
Catatan :
Bagi semua siswa yang remidi harap berkumpul
di kelas masing-masing

Syamsul Hadi, S. Pd. I

visi dan misi SMP Sunan Ampel Jombang

Visi Dan Misi Sekolah Beserta Tujuannya.


VISI :
Unggul dalam Prestasi Akademik, Tangguh dalam IMTAQ, Berprestasi dalam IT.

Indikator Visi:
1. Mampu berprestasi dalam ilmu sains dan keagamaan
2. Memiliki Jiwa Islami dan kecakapan akademis sesuai dengan karakternya
3. Mampu mengaplesikan bermacam-macam tehnologi.

Misi :
1. Menyelenggarakan Pendidikan yang efektif sehingga siswa berkembang sesuai dengan karakternya.
2. Menerapkan metode, Media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan
3. Menyelenggarakan pengembangan diri agar anak bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya.
4. Menumbuhkembangkan IMTAQ dan IT sebagai bekal kehidupannya.
Tujuan Sekolah:
1. Sekolah dapat menuntaskan Standart Isi dan Standart Proses
2. Sekolah dapat mengembangkan/ menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran.
3. Sekolah Mampu mencapai kelulusan 100% dengan nilai diatas Standart
4. sekolah memiliki sarana prasarana yang memadai
5. Sekolah memiliki tenaga pendidik profesional yang sesuai dengan MATPEL yang diampunya
6. Sekolah akan menumbuhkembangkan potensi positif siswa yang sesuai dengan karakternya.
7. Sekolah mencetak siswa agar berteknologi dan Berahlakul Karimah
8. Berguna bagi bangsa dan negara

Senin, 10 Januari 2011

batik


UPAYA MEMASUKKAN KETERAMPILAN MEMBATIK KE DALAM PEMBELAJARAN KECAKAPAN HIDUP

A. LIFESKILL DI SEKOLAH
      Pendidikan Kecakapan Hidup ( lifeskill ) merupakan pendekatan dalam pendidikan yang dipahami sebagai konsep pendidikan yang berorientasi kepada upaya untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik didasarkan kepada kebutuhan masyarakat luas guna mencapai tujuan pendidikan.
       Pendidikan kecakapan hidup dilaksanakan untuk menangani masalah spesifik atau khusus di masyarakat.  Dalam pengelompokannya Pendidikan ini ada yang bersifat generik yang terdiri atas kecakapan personal dan social, serta yang bersifat spesifik, yang diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus seperti pekerjaan/kegiatan tertentu yang memerlukan keterampilan motorik ( vokasional ).

       Kecakapan hidup vokasional terdiri atas kecakapan vokasional dasar dan kecakapan vokasional penunjang/okuvasional. Kecakapan vokasional dasar meliputi kecakapan menggunakan alat kerja, alat pengukur, pemilihan bahan, merancang/sketsa produk, membuat, menilai, dan memperbaiki produk.  Sedangkan vokasional penunjang meliputi kecenderungan bertindak serta sifat kewirausahaan.
       Dengan memperhatikan uraian di atas, maka dapat Program Pendidikan berorientasi pada Kecakapan Hidup merupakan program pembelajaran yang :
  1. Berisi bekal keterampilan dasar, praktis, dan sederhana;
  2. Manfaatnya langsung dapat dinikmati;
  3. Diselenggarakan dalam rangka mengembangkan potensi kewirausahaan;
  4. Bertujuan agar siswa dapat memeproleh kesempatan beraktifitas produktif.
Oleh karena itu, misi utama program pendidikan lifeskill ini adalah membangkitkan dan mengembangkan kecintaan serta apresiasi siswa terhadap keterampilan dasar, menanamkan etos dan nilai kerja, yang diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk mengembangkan diri yang sesuai dengan tuntutan hidup dan masyarakat lingkungannya.


B. PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Guna mendukung program pendidikan kecakapan hidup ini, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan dukungan pembiayaannya.
Partisipasi masyarakat sangat diperlukan karena, pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Masyarakat  yang terwakili dalam forum Komite Sekolah, berperan aktif dalam penyusunan perencanaan program kegiatan di sekolah, ikut membantu dalam pelaksanaan dan pengawsan program kegiatan, serta membantu dalam mengembangkan institusi.
Peranserta Komite Sekolah ini, dapat diimplementaskan melalui beberapa upaya , sbb :
  1. Komite Sekolah ikut membantu sekolah dalam mempromosikan perkembangan Batik Lasem kepada masyarakat melalui forum-forum Rapat dengan para orang tua wali murid;
  2. Komite Sekolah bersama sekolah aktif memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki keterampilan membatik;
  3. Komite Sekolah bersama Sekolah aktif berperan dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  ( KTSP ) sebagai bagian dari peransertanya dalam perencanaan pembelajaran Muatan Lokal Sekolah;
  4. Komite Sekolah ikut mengembangkan hasil pembelajaran membatik yang telah dilakukan oleh siswa dengan mempromosikan hasil membatik para siswa kepada  masyarakat;
  5. Dimungkinkan Sekolah bersama dengan Komite Sekolah membuka Unit Produksi sebagai Ruang Pamer hasil Batik di sekolah;
Dukungan pembiayaan pendidikan keterampilan ini bisa dari Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat/sponsor, terutama pencinta batik
C. Rancangan Kurikulum Membatik Disekolah
        Upaya Pemerintah untuk mewujudkan kembali pengembangan produk batik dengan jangkauan pemasaran sampai meliputi Luar Pulau Jawa bahkan sampai ke Luar Negeri seperti yang terjadi pada abad ke-19 perlu didukung oleh semua pihak, baik dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, pengembangan pengetahuan, sampai kepada distribusi dan pemasarannya.
       Dinas Pendidikan yang memiliki visi Menjadikan pendidikan yang merata, bermutu, dan berdya saing tinggi dengan misi diantaranya menyelenggarakan pendidikan yang dapat menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif dan beretos kerja tinggi serta berbudi luhur, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Rembang, berusaha untuk ikut mewujudkan cita-cita tersebut, dengan beberapa program pendidikan yang dapat memacu pengembangan diri para peserta didik dalam menggali potensi sumber daya alam yang ada, yaitu Program Pendidikan yang berorientasi pada Kecakapan Hidup ( lifeskill ) bagi siswa-siswa di SD, SMP dan SMA. Di samping itu, program ini juga dapat dilaksanakan oleh masyarakat melalui Pusat-pusat Kelompok Belajar Masyarakat ( PKBM ), Kelompok Belajar Usaha ( KBU ), dan Kursus-kursus Pendidikan Luar Sekolah ( Diklusemas ).
        Sampai dengan tahun 2008, program lifeskill, baik  yang dilaksanakan oleh sekolah maupun masyarakat masih terbatas pada program keterampilan yang sangat diminati oleh peserta, antara lain : otomotif, elektronik, pertukangan, komputer, tata boga, tata busana/border/menjahit, Las, dll. Program inipun baru berjalan sejak tahun 2003 melalui Kegiatan yang diluncurkan oleh Depdiknas dengan dana stimulan.
         Namun setelah dua tahun berjalan, Pengambangan program ini dilakukan secara mandiri oleh Pemerintah Kabupaten Rembang sampai dengan sekarang.
Yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang adalah Program Kegiatan Broad Based Education ( BBE ) bagi sekolah dan masyarakat, yaitu Pendidikan yang berorientasi pada Kecakpan Hidup (lifeskill), dan sasarannya adalah siswa dari keluarga kurang mampu, yang dalam persiapan pelaksanaannya melalui penelusuran minat dan bakat keterampilan yang diinginkan, karena harapan mereka adalah dapat segera bekerja setelah lulus.   Belum semua siswa dapat mengikuti program ini.
       Pada tahun 2008 ini, program BBE telah diluncurkan di SMP dan SMA sesuai dengan anggaran yang disediakan oleh pemerintah daerah.
Keterampilan yang akan dimasukkan dalam program ini adalah : bagi sekolah di wilayah Rembang Timur bagian selatan adalah pertukangan dan tata busana/menjahit. Bagian utara adalah otomotif dan elektronika.  Di sekitar Lasem, Pancur, Pamotan, dan Sluke adalah Membatik, serta bagian Barat adalah Komputer.
       Begitu juga dengan pusat-pusat kegiatan belajar masyarakat yang masih terbatas jumlahnya      ( 14 PKBM ), akan dikembangkan keterampilan membatik khususnya di keempat kecamatan tersebut.
       Dengan pembagian bentuk keterampilan yang demikian diharapkan siswa mampu mengembangkan keterampilannya sesuai dengan potensi yang ada di wilayahnya.
Sesuai dengan Kebijakan Depdiknas Tahun 2007, untuk menambah jumlah akses pendidikan kejuruan di masyarakat akan memberikan peluang semakin tumbuh dan berkembangnya pendidikan kejuruan yang tentu saja berorientasi pada keterampilan masyarakat.
       Dengan kemampuan guru yang sangat terbatas, diharapkan lambat laun seiring dengan keinginan masyarakat untuk mengembangkan potensi Batik Lasem, maka beberapa SMK akan melakukan penambahan program keahlian Membatik melalui kerjasama dengan Dunia Usaha/Industri ( DUDI ), dan  dengan SMK Batik Solo atau Pekalongan.
      Dalam proses pembelajaraannya, yang perlu disiapkan adalah guru dan tenaga profesional yang menguasai teknologi batik, sarana prasarana pendidikan, dan alat-alat penunjang pembelajaran.Untuk mewujudkan apa yang telah ditetapkan oleh UNESCO bahwa Indonesia adalah negara batik, pada tahun ajaran 2010/2011, mata pelajaran bagi siswa untuk kelas 4 SD - SMA/sederajat akan ditambah 1 yaitu pelajaran membatik.
       Hal ini telah selesai dibahas oleh pihak Dinas Dikpora dan akan dilaksanakan pada tahun ajaran yang baru. Kurikulum yang baru dengan ditambah pelajaran membatik ini masuk dalam pelajaran wajib Muatan Lokal (mulok). Di Indonesia, pelajaran mulok dibagi 2 yaitu mulok provinsi dan mulok daerah. Selama ini, pelajaran Bahasa Jawa merupakan mulok provinsi Jawa Tengah. Sedangkan untuk Solo sendiri, pelajaran mulok daerah masih mengikuti mulok provinsi atau belum ada pelajaran mulok daerah.
       Untuk beberapa sekolah di Solo, mulai tahun ajaran 2009/2010 kemarin sudah ada yang menerapkan pelajaran membatik. "Bagi sekolah yang sudah menerapkan pelajaran membatik supaya dapat meneruskannya namun diharap tetap taat pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh Dinas Dikpora," kata Budi Setiono Adi, Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah.
     Dalam pelaksanaannya, pelajaran membatik akan diadakan 2 jam pelajaran dalam seminggu. Untuk guru pengampunya adalah guru kesenian sekolah masing-masing. "Menurut pengamatan, guru kesenian di sekolah-sekolah sudah mengetahui sedikit banyak mengenai teknik membatik dan seluk beluknya, namun agar mutu tidak menjadi setengah-setengah akan tetap diadakan penambahan ketrampilan bagi mereka yang pelaksanaannya akan dikelola Dinas Dikpora,
     Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
     Sistem Pendidikan Nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah.   Kualitas manusia yang dibutuhkan pada masa yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa atau daerah lain.  Kualitas manusia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan.
       Pendidikan sebagai hajat hidup bangsa selalu diorientasikan pada pengembangan individu (manusia) agar mencapai pribadi yang lebih bermutu, dan merupakan sarana untuk mendapatkan keterampilan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan dirinya, keluarga, maupun lingkungannya.  Perbedaan yang esensial antara satu daerah dengan daerah lain terletak pada formulasi konsep pribadi yang bermutu itu serta praktis pendidikan sebagai upaya pencapaiannya.  Dengan demikian pendidikan adalah wahana untuk mempersiapkan dan memperoleh bekal keterampilan hidup yang bermanfaat bagi dirinya dalam peran sertanya dalam kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
      Oleh karena itu keberhasilan suatu program pendidikan dapat dilihat dari sejauh mana peserta didik mampu mentransformasikan apa yang diperolehnya di kelas menjadi suatu keterampilan hidup, yaitu suatu keterampilan yang menggambarkan kemampuan seseorang untuk berani menghadapi, mau mencari jawaban serta mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Syamsul Hadi, S. Pd. I

file:///D:/PAI/Prngktngajarkls8.zip
file:///D:/PAI/Prngktngajarkls7.zip
file:///D:/PAI/Prngktngajarkls9.zip
file:///D:/materi%20istighosah/
file:///D:/New%20Folder/
file:///D:/MATERI%20DIKLAT/diklat/  
file:///D:/Kitab%20Kurban.doc

Syamsul Hadi, S. Pd. I